June, 2013

now browsing by month

 

Service Exellence Bersama Agus Santoso

Agus Santoso dalam Coaching Jumat 28 Juni 2013

Beberapa dari kita seringkali ditinggalkan oleh konsumen, mengapa seperti itu ? tentu ada sebabnya. Pernelitian mengatakan 75% dari hilangnya pelanggan meninggalkan kita karena servicenya yang tidak exellence.

Lalu bagaimana mengantisipasinya ? banyak penelitian penelitian yang sudah mengahsilkan solusi dari masalah tersebut diantaranya ada 2 pont yang menarik. Apa itu ?
Pertama, memberitahukan pengalaman terbaik kita di bisnis, kedua memeberitahu pengalaman terburuk kita di bisnis kita juga.

Bahkan ada penelitian yang mengungkapkan mengenai seringnya pelanggan komplain terhadap produk kita. Beberapa darikita menganggap tu merupakan sebuah kelemahan, namun fakta mengungkapkan 95 % pelamnggan yang komplain akan kembali membeli produk kita dengan catatan kita tepat dalam menyikapi komplain tersebut.

Bahkan gilanya ada sebuah perusahaan yang sengaja memberikan celah untuk di komplain oleh pelanggan. Tujuannya ketika perusahaan itu mengatasi komplain loyalitas pelanggan akan meningkat dan itu memang terjadi.

Itulah service exelence yang dibahas di coaching jumat yang diangkat oleh kang agus kemarin.

Coaching jumat ini rutin dilaksanakan setiap minggunya oleh GIMB di Grand surapaticore blok f 10 lantai 2 jam 16.00 – 18.00

Membangun Kepuasan Konsumen Internal

Kemaren, saya sharing dengan salah seorang manajemen perusahaan. Bahasan yang sangat menarik buat saya. Karena memang berbeda dari yang biasanya. Saya mendapatkan pelajaran sangat luar biasa.

Apa itu? Bagaimana manajemen perusahaan sangat peduli dengan karyawannya. Sampai kepada hal-hal kecil dari karyawan menjadi perhatian mereka. Ini yang membuat berbeda.

Setiap dua minggu manajemen ke lapangan bertemu dengan karyawan. Beliau dituntut untuk mendengar karyawan dan juga sharing berbagai info tentang kemajuan perusahaan.

Apa pelajaran yang bisa saya ambil dalam diskusi tersebut? Pertama, menyadari konsep bisnis yang sangat tergantung pada karyawan. Pada saat ini, karyawan adalah aset perusahaan. Kalau bicara aset, mereka harus memberikan return kepada perusahaan.

Kedua, ingat service triangle. Apa itu? Pelajaran bahwa ada tiga komponen dalam service tersebut. Manajemen, karyawan dan konsumen. Ketiganya saling berhubungan. Manajemen diharapkan melayani karyawan terlebih dahulu barulah karyawan akan optimal melayani konsumen. Manajemen juga melayani konsumen.

Ketiga, menyadari, karyawan adalah internal customer. Ini penting membuat kesadaran bagi manajemen. Kalau bicara pelanggan, adalah orang yang mengkonsumsi produk kita. Jadi mereka harus dilayani.

Keempat, internal customer memiliki need, want dan demand. Ini penting. Need, adalah kebutuhan dasar mereka dipenuhi. Want adalah keinginan serta demand adalah daya beli mereka. Kita berikan layanan sesuai demand mereka. Artinya, bila KSA nya tinggi, kita bayar dengan sesuai KSA mereka tersebut.

Kelima, menjadi manajer, harus lebih banyak mendengar. Ini yang paling penting. Bagaimana manajer harus lebih mendengar. Sembari menginformasikan berbagai hal yang relevan dengan mereka.

Keenam, mereka harus dipuaskan. Kepuasan adalah tujuan antara untuk membuat mereka loyal. Penting untuk dilakukan. Puas itu bila kualitas layanan yang mereka terima lebih baik atau sama dengan yang mereka harapkan.

Ketujuh, terus mengevaluasi dan melakukan perbaikan layanan kepada mereka. Kegiatan ini harus terus dilakukan. Kaizen istilahnya. Sebagai manajer, kegiatan ini sangat strategis untuk membuat tujuan kita tercapai.

Hayu, kita tingkatkan produktivitas karyawan melalui kepuasan karyawan kita ya.

By : Meriza Hendri | Follow @GIMBFoundation

Inovasi dan Pasar

Dalam satu diskusi tadi malam, di kelas GIMB entrepreneur school, saya teringat dengan satu konsep. Konsep yang menjadi ciri utama seorang entrepreneur. Apa itu? Konsep inovasi.

Tentu sudah tidak asing lagi bagi para entrepreneur. Konsep yang sudah pasti melekat pada mereka. Tidak bisa dipisahkan. Masalahnya, sejauh mana kita memaknai dan memanfaatkan konsep ini dalam bisnis kita sendiri?

Saya menjadi mencari-cari konsep ini secara mendalam. Jangan sampai salah dalam pemahaman kita semua. Penting untuk dilihat dan dipahami dengan baik. Relevansinya adalah dengan apa yang kita kerjakan sehari-hari dalam bisnis tersebut.

Pertama, pahami konsep inovasi itu adalah kelanjutan dari kreativitas. Apa itu kreativitas? Kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam mengembangkan ide-ide dalam memecahkan masalah. Termasuk dalam bisnis. Artinya, masalahnya relevan dengan bisnis.

Lalu, bagaimana dengan inovasi? Melanjutkan kreativitas, inovasi itu bagaimana ide-ide yang dikembangkan dapat diterima pasar.

Kedua, memahami bahwa, inovasi tersebut harus sesuai dengan need, want dan demand pasar. Ujung-ujungnya, pasar membeli ide kita tersebut.

Ketiga, inovasi itu tidak bisa lepas dari pasar. Pasar adalah tujuan daripada inovasi yang kita buat. Akan menjadi sia-sia kreativitas kita bila tidak diterima pasar.

Keempat, inovasi itu dihasilkan dari bagaimana mengembangkan metode tetapi untuk pasar yang lama. Artinya adalah, metode tersebut harus baru, cuma target pasarnya adalah pasar yang ada.

Kelima, inovasi itu berubah seiring dengan perubahan lingkungan bisnis, termasuk pasar itu sendiri. Ini perlu dipahami. Dalam konsep lingkungan bisnis, ini akan terjadi. Bahkan kepastian itu ada disini, yaitu perubahan.pahami perubahan, khususnya di pasar itu sendiri.

Keenam, inovasi bisa dilakukan pada produk, organisasi, proses bisnis dan bahkan bisnis itu sendiri. Tergantung dimana kita mau melakukan inovasi tersebut. Jangan sampai salah.

Ketujuh, inovasi itu ada manajemennya juga lho. Ada konsep planning, organizing, actuating dan controlling dalam inovasi tersebut. Jadi, tidak bisa asal-asalan dalam menjalankannya. Inilah tugas utama seorang entrepreneur.

Jadi, inovasi tersebut harus mengacu kepada pasar dimana produk kita diterima. Tidak bisa dilepaskan dari pasar itu sendiri.

Sukses ya dalam bisnis kita hari ini, Bismillahirrahmanirrahim…

By : Meriza Hendri

Anda Termasuk yang Mana? Extraordinary People Dong…

Kemarin, dalam perjalanan pulang, saya mendapatkan satu bacaan yang sangat menarik. Bacaan tentang evaluasi diri. Hubungannya dengan kita sebagai entrepreneur. Nah lho….

Apa itu? Menurut satu penelitian, manusia dibagi atas empat kategori. Kategori yang dibuat berdasarkan bagaimana mereka bekerja untuk mencapai tujuan. Apa saja itu?

Pertama, tipe manusia quitter. Tipe manusia ini ada 30% dari penduduk di dunia. Dalam tipe ini, manusia tersebut mudah menyerah. Apalagi kalau mereka mendapatkan masalah, langsung berhenti atau menyerah. Kita termasuk yang inikah?

Bagi orang ini, tantangan terbesar adalah komitmen. Hati-hati ya.

Kedua, campers. Tipe ini paling banyak, 60% dari manusia didunia. Dia lebih baik daripada quitter, dalam mencapai tujuan. Cuma, cepat puas. Comfort zone adalah tantangan terbesar mereka.

Ketiga, climber, dimana berjumlah 10%. Orang ini terus berupaya menggapai mimpinya untuk sukses, seperti yang ditetapkan diri mereka. Sampai tujuan tercapai, tidak akan berhenti.

Keempat, 1% dari orang climber, adalah extraordinary people. Orang ini terus mencari tujuan baru bila dia sudah bisa mencapai tujuan awalnya.

Sekarang, kita termasuk yang mana? Evaluasi diri menjadi sangat penting. Untuk menjadi entrepreneur sukses, profit, people, planet, sustainability & bisnis yg terus tumbuh dan berkembang, tentu butuh orang yang extraordinary people. Semoga kita bisa.

Sukses buat kita hari ini….

By : Meriza Hendri

Coaching StartUp bersama Neng Tika Pengusaha Teh Hijau Cap 3 Jalak

Neng Tika on Coaching StartUp Entrepreneur Muda GIMB

Indonesia dikenal memiliki penduduk  yang banyak. Banyak dari mereka memiliki sifat “gengsian”, walau pas-pasan, tetap sangat konsumtif.  Banyaknya penduduk Indonesia menciptakan pasar yang beragam. Dengan type pasar sperti ini kita harus cermat  menentukan produk dan sasarannya. Sering kita menemukan, kualitas tidak terlalu baik, tapi karena mahal, orang tetap suka. Banyak produk, hasiat sama, namun bisa memiliki harga yang berbeda. Dan dua-duanya diterima pasar, ini berarti tinggal bagaimana pandai-pandainya kita untuk mengemas produk.

Begitu juga yang di terapkan oleh pembicara kita di Rabu 26 Juni 2013 kemarin, Neng kartika sebagai pembicara di Coaching StaartUp yang merupakan salah satu binaan GIMB. Pengusaha teh hijau yang satu ini, diberitanggung jawab untuk mengembangkan produk baru perusahaan keluarga.

Full di pegang oleh neng Kartika dan adiknya Sugih, teh Hijau cap 3 jalak sedang melalui tahapan introducinng. Bazar ke bazar, selalui dia ikuti. “Untuk membuat produk yang premier, memang kita membutuhkan effort lebih dalam hal edukasi pasar”.

Teh hijau cap 3 jalak ini merupakan teh  tubruk varian baru yang  diproduksi oleh PT Trikarti Mukti, sampai saat ini, PT tersebut masih memegang dan memproduksi merk teh “sayang anak” yang sudah sangat dikenal masyarakat sejak dulu.

Neng TIka Pengusaha Muda Teh Hijau Cap 3 Jalak

Neng TIka Pengusaha Muda Teh Hijau Cap 3 Jalak

Coaching kemarin dihadiri para binaan dan penerima beasiswa GIMB School. Pengalaman memang guru terbaik, kami bisa mengambil banyak pembelajaran dari coaching kemarin. Bukan hanya yang bersangkutan dengan tema ” Mengapa harus ada dua grade Produk?” Tapi juga bagaimana kita mengelola pegawai yang kebanyakan di sektor informal.

Coaching startUP business GIMB rutin diadakan tiap hari Rabu pukul 16.00-18.00 . Acara ini di peruntukan untuk umum. Dan Gratis tidak di pungut biaya apapun. GIMB fokus di pembentukan wirausaha-wirausaha muda yang berbasin pengetahuan, kami berkomitmen untuk terus memberikan fasilitas demi terlahirnya 10000 Pengusaha Muda Berbasis Ilmu Pengetahuan.

Social Widgets powered by AB-WebLog.com.