February, 2015

now browsing by month

 

NUBIZ SPECIAL GOES TO WIDYATAMA UNIVERSITY

Minggu malam, acara Nubiz yang muda yang berbisnis membahas satu tema yang sangat menarik karena berhubungan dengan bagaimana setiap entrepreneur mulai peduli dengan peran akademisi yang sejatinya mampu memberikan kontribusi dan menjadi sumber bagi entrepreneur dalam memberikan knowledge, skill dan attitude yang setiap harus diamati dan dijalankan enterpeneur. Kedekatan dengan akademisi harus terus dibangun untuk mencapai kesuksesan.

“Akademisi adalah bagian dari konsep triple helix ataupun quadro helix dalam menciptakan entrepreneur sukses selain business, government dan juga community” kata Meriza ketika memulai acara Nubiz. Akademisi pada hakekatnya membutuhkan masyarakat juga dalam membangun dan mengembangkan teori dalam bisnis dan manajemen sehingga bisa memberikan value yang optimal bagi akademisi

Selain itu, mereka juga memiliki program pengabdian masyarakat dalam rangka menerapkan teori dan konsep yang ada dalam kehidupan masyarakat. Tentu akan terjadi sinergisitas dalam menumbuhkembangkan entrepreneur. “Program Nubiz special ini akan menjadi momentum untuk mengembangkan bisnis entrepreneur dan pebisnis muda” kata Meriza

Siti Komariah, ketua program Studi Manajemen S1 Universitas Widaytama memberikan penjelasan bagaimana kegiatan kungjungan Myongji University memberikan value yang luar biasa bagi kampus, baik manajemen, program studi, dosen serta mahasiswa yang pastinya perlu mendapatkan sharing dari kampus lain, apalagi dari luar negeri. “fakultas BIsnis dan Manajemen Universitas Widyatama berkomitmen untuk menjadi world class standard” kata Siti.

Mahasiswa yang hadir dalam acara Nubiz malam itu juga memberikan kesan dan pengalaman mereka yang luar biasa ketika bertemu dengan mahasiswa dari Myongji University dan mereka mendapatkan spirit bagaimana untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis dengan terus memotivasi diri untuk belajar lebih baik.

PRASETYO: BANGKIT DARI KEBANGKRUTAN

“Setiap entrepreneur, pasti pernah mengalami kegagalan” … begitulah kalimat yang selalu didengar ketika mereka diajak untuk menjadi seorang wirausaha atau entrepreneur dalam berbisnis. Demikian juga yang dirasakan oleh Prasetyo, pengusaha muda yang berbisnis dalam industri fashion di Kota Bandung. Kegagalan yang sejatinya memang harus dirasakan olehnya. Akan tetapi, dia yakin bahwa hal ini adalah proses yang harus dilewati untuk mencapai sukses.

Dengan dukungan istri, Prasetyo kembali bangkit membangun bisnis dengan nama FATWA MUSLIM pada tahun 2012. Sebelumnya, bisnis yang dijalankan adalah pada tahun 2010-2011, dia belajar berjualan dengan berbelanja di Tanah Abang dan setahun setelah itu, memberanikan diri membuka usaha konveksi. Pada tahun inilah dia merasakan kebangkrutan yang luar biasa dalam bisnis.

Semangat yang luar biasa sangat terlihat dari seorang Prasetyo dan istrinya untuk bangkit kembali dalam menghasilkan berbagai produk konveksi. Salah satu nilai yang sangat dipegangnya dalam berbisnis yang juga merupakan hasil dari pengalaman kegagalan itu adalah bagaimana Menjadikan bisnis bukan sekedar profit, tapi manfaat yang sebesar besarnya. Bisnis yang dijalankan tidak lagi semata-mata mencari laba untuk kepentingan diri sendiri.

Ditengah menjalankan bisnis, Prasetyo berharap brand Fatwa Muslim diterima di masyarakat dan bisa membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya. Berbagai kreatifitas dan inovasi dilakukan untuk bisa meningkatkan kualitas bisnisnya. Bahkan produk-produknya sudah bisa diterima oleh distributor dan beberapa supermarket.

Belajar dari kegagalan dan tidak mau gagal, Prasetyo kembali lagi belajar dengan bergabung di GIMB Entrepeneur School untuk meningkatkan knowledge, skill dan attitude nya. Dia berkeyakinan bahwa berbisnis itu membutuhkan ilmu dan networking agar bisa meningkatkan kualitas dan skala bisnis setiap entrepreneur.

JADI…. KERJASAMALAH DENGAN KAMPUS

Rasanya, kesimpulan ini perlu dipahami dengan baik oleh setiap entrepreneur dan pebisnis muda dimanapun berada. Dalam kegiatan Nubiz minggu lalu bersama dengan Siti Komariah dan teman-teman dari universitas Widyatama menunjukkan bagaimana komitmen dari kampus untuk mendukung setiap entrepreneur untuk sukses dalam berbisnis dengan mengembangkan berbagai komponen yang dimiliki oleh kampus untuk mendidik mahasiswa menjadi entrepreneur, bukan lagi menjadi seoran job seeker ketika mereka sudah lulus.
Apalagi ditambah lagi dengan pengalaman setiap entrepreneur dan mahasiswa yang bertemu dengan teman-teman mahasiswa dari Myongji University yang membawa misi untuk persahabatan dan juga untuk meningkatkan knowledge, skill dan attitude atau KSA yang berhubungan dengan konsep yang dibutuhkan oleh setiap mahasiswa nantinya dalam berbisnis ketika mereka sudahlulus dari kampus atau universitas.

Dalam berbagai hal yang berhubungan dengan bagaimana mahaasiswa mendapat pengetahuan dan pengalaman bisnis yang dibutuhkan, perlu entrepreneur mulai membangun hubungan baik dengan pihak kampus. Mereka memiliki kepentingan dengan mahasiswa dan entrepreneur yang berniat untuk sukses dengan berbisnis. Apa saja?

Pertama, kampus membutuhkan entrpeeneur untuk bekerjasama dalam mendidik mahasiswa untuk menjadi entrepeneru setelah mereka lulus. Entrepreneur itu akan sangat bermanfaat untuk sharing atau berbagi dengan para mahasiswa dengan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. Sementara mahasiswa memiliki konsep yang sudah diajarkan oleh dosen dalam berbagai mata kuliah di perguruan tinggi.
Kedua, kampus memerlukan kerjasama dengan para entrepeneur dalam rangka pengabdian kepada masyarakat yang sejatinya dapat dijadikan sebagai tempat untuk mengaplikasikan berbagai pengetahuan yang mereka miliki sehingga terjadi pengembangan pengetahuan dalam keilmuan tersebut. demikian juga melakukan penelitian yang sangat diharapkan oleh pihak kampus kepada para pelaku bisnis.
Ketiga, mereka juga membutuhkan pengembangan cara pembelajaran untuk kampus sehingga kualitas mahasiswa nantinya akan semakin meningkatkan dan bahkan langsung dilibatkan dalam proses produksi dan proses bisnis yang dimiliki oleh setiap entrepeneru dalam rangka penginatkan kerjasama dengan pihak luar. tentu ini menjadi tuntutan setiap entrepeneur dalam membangun kesuksesana.
Inilah yang harus dipahami oleh setiap entrepeneru dalam mengembangkan bisnis mereka dimana pihak kampus yang nota bene adalah akademisi bisa disinergikan dengan bisnis mereka sehingga akan membuat bisnis tersebut semakin berkembang saat ini dan yang akan datang.
TUlisan ada di www.nubizontv.com

BANGUN CUSTOMER INTIMACY

“Kita harus bisa membangun customer intimacy….” Demikianlah Sahabat MEriza memberikan satu bahasan kepada sahabat K-Lite yang mengikuti acara Belbiz on Radio K-Lite 107,1 FM minggu lalu. Konteks ini disampaikan karena bahasan acara malam itu berhubungan dengan bagaimana entrepreneur bisa membuat pelanggan mereka tidak pindah ke lain hati atau lebih tepatnya pindah kepada pesaing.
Tentu banyak tips dan trik yang harus dilakukan oleh entrepreneur menghadapi hal ini. tidak sedikit strategi yang membutuhkan biaya. Akan tetapi, jelas sebagai seorang entrepreneur, mereka harus bisa memahami bahwa entrepreneur itu memiliki keterbatasan dalam dana dan perlu diperhatikan bagaimana dengan keterbatasan dana, bisnis tetap bisa berjalan dan konsumen tidak lari kepada pesaing yang akan selalu merayu dan membuat mereka pindah.
Salah satu tips dan trik yang paling penting bagi entrepreneur dengan biaya yang tidak terlalu mahal adalah bagaimana membangun dan mengembangkan customer intimacy kepada setiap konsumen. Hal in penting karena dari strategi ini, akan memberikan value yang luar biasa bagi konsumen dan mereka akan terikat dengan entrepreneur. tentu hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa konsumen itu juga manusia dan membutuhkan relasi yang baik dan memberikan kepuasan kepada mereka.
Konsep customer intimacy berhubungan dengan bagaimana setiap entrepreneur bisa membangun hubungan baik dengan setiap konsumen mereka. salah satu kunci yang harus dipegang adalah bagaimana entrepreneur mampu memahami need, want dan demand dari setiap konsumen. Hal ini penting sebagai indikator yang harus dipenuhi oleh setiap entrepreneur dalam memberikan layanan kepada mereka.
Setalah itu, entrepreneur mulai fokus memberikan perhatian kepada produk yang ditawarkan kepada mereka. aspek kualitas adalah nomor satu dan tentunya menjadi perhatian setiap konsumen. Akan tetapi, tidak hanya kualitas produk saja, tetapi juga harus didukung oleh kualitas layanan yang diberikan oleh setiap orang dalam perusahaan. Seringkali ditemui kondisi dimana entrepreneur kurang fokus dengan permasalahan kualitas.
Yang tak kalah penting lagi dalam membangun customer intimacy adalah bagaimana entrepreneur fokus melakukan komunikasi yang intensif dengan konsumen. Hal ini tercermin dari bagaimana komunikasi verbal maupun non verbal yang bisa dilakukan dengan baik di setiap saat. Tentu perlu diperhatikan kemampuan komunikasi oleh setiap entrepreneur
Jagalah komunikasi verbal dan non verbal dengan konsumen sehingga mereka merasakan “kedekatan” dengan entrepreneur yang tidak hanya membutuhkan uangnya saja, tetapi pastinya memberikan nilai kepada setiap konsumen untuk membangun bisnisnya menjadi semakin tumbuh dan berkembang.
Tullisan ada di www.belbizonradio.com

Oleh

UDI TARMUDI: BERIKAN YANG TERBAIK KEPADA KONSUMEN

Begitulah pernyataan awal yang disampaikan oleh Udi Tarmudi, sumber inspirasi dalam program Belbiz on Radio K-Lite, 107,1 FM yang sudah ditayangkan pada hari Minggu, 15 Februari 2015. Menarik nya dari seorang Udi adalah bagaimana dia komit dalam mengembangkan bisnis yang masih kecil, tetapi menggunakan cara yang besar sehingga kinerja bisnis yang kecil ini memiliki potensi yang luar biasa untuk jauh lebih besar.
Bisnis yang dikembangkan oleh Udi berhubungan dengan tekstil dan garment yang benar-benar menjadi bisns yang dikuasainya sehingga ketika membahas tentang bagaimana konsep loyalitas konsumen yang menjadi kunci sukses dalam berbisnis. Pengalamannya selama 13 tahun dalam berbisnis garment dan tekstil membuat dia lebih mudah dan secara terperinci menjelaskan kepada sahabat K-Lite tentang bagaimana membangun loyalitas kepada konsumen.
Semuanyanya berawal dari bagaimana entrepreneur mampu memberikan yang terbaik tentang produk dan layanan kepada konsumen. Itulah kunci sukses setiap entrepreneur dalam membangun loyalitas kepada konsumen. Ketika hal itu bisa diberikan, maka peluang untuk membuat mereka loyal akan semakin besar dan benefit serta profit dari mereka akan bisa didapatkan oleh setiap entrepreneur. inilah value yang paling penting.
Memberikan yang terbaik dalam konteks produk adalah bagaimana produk yang ditawarkan kepada konsumen itu memiliki kualitas yang sesuai dengan standar yang mereka harapkan. “Hal ini berawal dari bagaimana entrepreneur mengetahui need, want dan demand dari masing-masing konsumen” kata Udi dan itu memang menjadi modal dasar  yang harus dimiliki oleh setiap entrepreneur.

 

Sangat menyenangkan berbicara dengan Udi dalam acara Belbiz on Radio K-Lite karena dia juga memberikan sharing tentang bagaimana seorang karyawan bisa menjadi seorang entrepreneur juga ketika mereka akan mencapai kesuksesan dalam berbisnis. Itu adalah peluang yang luar biasa sehingga perlu diperhatikan oleh setiap entrepreneur.

Oleh

Social Widgets powered by AB-WebLog.com.