April, 2015
now browsing by month
CHANGE

Dunia sangat cepat berubah di satu dekade terakhir ini. Era teknologi informasi menjadi salah satu peletak dasar terjadinya turbulensi peradaban saat ini. Inilah yang sempat diwanti-wanti oleh begawan manajemen, Peter Drucker pada para entrepreneur dengan mengatakan “hati-hati dengan perencanaan!”
Yup, sehebat-hebatnya perencanaan belum bisa mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal yang sangat tidak menentu. Oleh karena itulah, perencanaan harus dipecah ke dalam beberapa jangka waktu : pendek, menengah, dan panjang. Perubahan perencanaan pada saat tertentu, menjadi sebuah keniscayaan, jika tak ingin terperosok ke dalam jurang ketertinggalan dan kejatuhan.
Lihatlah Fuji, Nokia, Sony, RIM yang terseok oleh semakin menggilanya perubahan dan persaingan dalam dunia teknologi digital. Lihat pula beberapa perusahaan besar di bidang tekstil, ritel, perbankan, asuransi, jasa angkutan umum yang juga kena imbas derasnya perubahan. Padahal, dekade sebelumnya mereka sempat berjaya dan bertahta di puncak kesuksesan. Sama sekali tak ada bayangan perusahan-perusahaan besar itu bakal tumbang.
Inilah kejamnya perubahan. Bagaikan ari bah besar pada masa nabi Nuh a.s. yang bisa melahap siapa saja, orang atau perusahaan yang terdiam stagnan. Di sini berlaku hukum : “diam berarti tergusur, diam berarti hancur!” Maksud saya adalah ketika seseorang tak mempu mempersiapkan masa depan dengan melakukan perubahan, perbaikan, dan peningkatan, maka tunggulah saat kehancurannya.
Intinya adalah “buatlah kapal perubahan yang bisa membawa kita berada di atas perubahan itu, bukan tenggelam di dalamnya.” Jika seseorang mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian, mampu menyerap perubahan, mampu membuat rancangan inovatif dengan ide-ide kreatif, maka dia akan menjadi lokomotif yang justru membawa perubahan dalam hidup.
Dalam bisnis, perubahan lingkungan eksternal ini menjadi tantangan besar bagi para entrepreneur. Sebentar lagi, era keterbukaan ekonomi di negara-negara ASEAN ditandai dengan ditabuhnya gong MEA pada 31 Desember 2015. Turbulensi bisa jadi akan semakin kencang, jika tidak diantisipasi dari sekarang. Perubahan strategi pun harus disiapkan. Berbagai alternatif pilihan dalam inovasi pun harus dilakukan.
Belum lagi terjangan deras dari dunia teknologi informasi, khususnya dunia online beserta perangkat kerasnya. Kedashyatannya tak lagi diragukan. Munculnya tren hebat social media, ditambah saat ini tren mobile apps, akan membawa perubahan besar dalam gaya hidup, pola perilaku, dan budaya baru yang terjadi dalam lingkup massal di tengah masyarakata dunia.
Ke depan bisa jadi, transaksi untuk bidang bisnis yang bisa dilakukan secara online, akan beralih ke genggaman tangan. Meski beberapa bidang bisnis lainnya masih bisa bertahan dan tidak bisa dikonversi ke transaksi online, tapi secara keseluruhan, orang akan lebih memilih menggunakan produk dan cara yang lebih mudah, cepat, dan murah. Semuanya itu ada dalam perubahan teknologi.
Salam sukses juara!
Agus Santoso, Founder GIMB | Mahasiswa Magister Manajemen STIE Pasundan Bandung | @agusbipoz | www.gimbers.com
NB :
– foto ILB dikirim terpisah ya..
————————
Agus Santoso
www.gimbfoundation.org | www.gimbentrepreneurschool.com | www.gimbilovebusiness.com | Follow @agusbipoz | Follow @GIMBFoundation
(Untitled)
Oleh Meriza Hendri
HIGH RISK

Terjun ke dunia bisnis, berarti harus siap menghadapi segala resiko.
Sesungguhnya, dalam setiap pengambilan keputusan, dalam bidang apapun,
pasti ada resikonya. Betul? Begitu pula dalam bisnis. Lantas, kenapa
bisnis selalu identik dengan resiko? Bisa jadi, karena dalam bisnis
ada “pertaruhan” di dalamnya. Yup, “pertaruhan” antara untung atau
rugi.
Pertaruhan yang saya maksud, bisa jadi prosentase untung-ruginya
fifty-fifty, bisa juga 20-80 atau 80-20, dan seterusnya. Seorang
entrepreneur harus mampu mengubah “pertaruhan” itu menjadi peluang
yang memiliki prospek yang baik ke depan. Inilah perbedaan antara
pertaruhan yang berkonotasi perjudian dengan “pertaruhan” yang berarti
optimisme dalam bisnis.
Dalam bisnis memang tak bisa lepas dari ketidakpastian. Selalu ada
faktor-faktor yang tidak bisa dikendalikan tiba-tiba muncul, seperti
bencana alam, resesi ekonomi, perubahan kebijakan, kegaduhan politik,
dll. Di sinilah peran manajemen resiko sangat dibutuhkan oleh para
entrepreneur. Resiko bisa diperhitungkan dan diminimalisir mulai dari
perencanaan yang bersifat preventif hingga penanganan yang bersifat
solutif.
Bagi seorang entrepreneur, ada dua prinsip yang bisa dijadikan
sebagai pedoman dalam menghadapi resiko. Pertama, “hope for the best,
and prepare for the worst”. Prinsip ini sangat penting dalam
menghadapai segala kondisi, sehingga pada saat berhasil dia akan
bersyukur, dan pada saat gagal dia akan bersabar. Dua kekuatan dahsyat
dari kecerdasan emosional ini, harus dimiliki oleh para entrepreneur.
Harapan besar untuk mendapatkan hasil yang terbaik, hasil yang besar,
hasil yang menguntungkan, harus diimbangi dengan sikap siap menghadapi
kenyataan yang berbeda dari harapan. Sebuah kedewasaan sikap yang
menunjukkan kematangan pribadi seseorang. Karena jika hal itu tidak
dimiliki, maka akibatnya adalah terjangkitnya penyakit was-was, cemas,
khawatir, anxiety, stress, depresi, paranoid, dll.
Kedua, “we can’t change the direction of the wind, but we can adjust
the sails”. Yup, jika resiko kegagalan menghampiri, jangan pernah
menyalahkan keadaan, menyalahkan resiko, menyalahkan orang lain, tapi
carilah cara untuk bisa ke luar dari kegagalan itu. Seorang
entrepreneur, tak akan menyalahkan arah angin, tapi dia mencoba
mengubah arah layar, sehingga bisa tetap mencapai tujuan.
Seorang entrepreneur akan mampu mengambil langkah tepat, fokus pada
pemecahan masalah, fokus mencari solusi, tidak terjebak hanya berkutat
pada permasalahan yang dihadapi. Dengan kemampuan ini, maka segala
resiko apapun akan mampu dihadapi dengan tenang dan terarah. Inilah
kemampuan seorang entrepreneur yang memiliki jiwa kepemimpinan.
Salam sukses juara!
Agus Santoso, Founder GIMB | Mahasiswa Magister Manajemen STIE
Pasundan Bandung | @agusbipoz | agusbipoz.com | www.gimbers.com
—
Agus Santoso
GIMB FOUNDATION | GIMB Entrepreneur School
Komplek Grand Surapati Core Blok F10 Lt. 2 Bandung
022-61333669 | 085795553475 | www.agusbipoz.com
www.gimbfoundation.org |
www.gimbentrepreneurschool.com<http://www.tokobisnis.com/>
| www.gimbilovebusiness.com <http://www.infoseminarbandung.com/> | Follow
@agusbipoz | Follow @GIMBFoundation
LUAR BIASA PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS
Oleh Meriza Hendri