Marketing Management

now browsing by category

 

KELAS DIGITAL MARKETING

Pembelajaran pada kelas terakhir hari ini di sekolah entrepreneur GIMB Entrepreneur School diikuti oleh 10 orang. Semua peserta sangat antusias dalam mengikuti kelas ini.

Kelas yang membahas tentang internet marketing, memulai bisnis online secara mudah, dan bagaimana memanfaatkan media sosial sebagai sarana jualan. Dan pembahasan tentang langkah-langkah memulai marekting online yang dipandu langsung oleh Bp. Bekti Soehartono sebagai pengajar dan praktisi internet marketing serta kursus internet marketing sebagai berikut, diharapkan dengan langkah mudah ini dapat menghasilkan Side Income di Internet, dapat membantu anda dan meningkatkan penghasilan anda berlimpah ruah dan makmur.

Continue reading “KELAS DIGITAL MARKETING” »

Predatory Pricing

web images2Semalam, saya melihat salah satu program yang menarik di TVRI yang dibawakan oleh pak Rhenald Kasali yang mengundang BapakHasnul Suhaimi, direktur utama XL Axiata, salah satu provider telekomunikasi terbesar di Indonesia.

Di tengah bahasan materinya, semalam saya mendapatkan konsep predatory pricing yang sering digunakan oleh entrepreneur dalam menjalankan bisnisnya agar bisa diterima oleh pasar. Sadar tidak sadar, orang seringkali menjalankan strategi ini dalam bisnis mereka.

Dalam konsep predatory pricing, harga ditetapkan dibawah biaya produksi dan harga yang ditetapkan oleh pesaing. Hal ini perlu dipahami secara baik untung dan ruginya dalam bisnis kita dan bisnis dalam industri kita sendiri. Jangan sampai berdampak negatif buat kita saat ini dan yang akan datang.

Perusahaan kita bisa dianggap sebagai perusahaan yang menjalankan monopoli pasar dalam bisnisnya. Predatory pricing ini akan berdampak pada persepsi pasar kepada kita dan untuk kedepannya, akan sangat berbahaya.

Oleh karena itu, perlu kehati-hatian dalam menetapkan harga terhadap produk kita. Kesalahan banyak orang adalah ketika banyak faktor yang diabaikan dalam penetapan harga, khususnya faktor yang berhubungan dengan pemerintah dan asosiasi yang memiliki kepentingan terhadap penetapan harga.

Langkah pertama yang harus ditetapkan adalah biaya yang melekat dalam produk tersebut. Biaya tetap dan biaya tidak tetap adalah struktur yang penting untuk dipahami. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah selama dimensi waktu. Sementara biaya tidak tetap, bersifat variabel$

Dari biaya ini, barulah kita pilih strategi penetapan harga, apakah mark up strategy, psychology pricing ataupun market price. Penting untuk dipilih, mana yang terbaik untuk bisnis kita.

Pahami Perilaku Konsumen Anda

gimbDiskusi tadi malam di kelas GIMB Entrepeneur School, memberikan inspirasi yang sangat banyak sehubungan dengan konsep pemasaran bagi para entrepeneur. Kenapa demikian?
 .
Selama ini, banyak sekali entrepeneur yang sudah mempelajari pemasaran dari para pakarnya. Sehingga dibuatkan berbagai program pemasaran yang menarik dan bahkan investasi besar untuk menjalankannya. Akan tetapi, kenapa tidak terjadi transaksi berupa pembelian dari konsumen?
 .
Rasanya, fenomena ini sangat sering dirasakan oleh para entrepeneur. Termasuk juga saya ya…. sudah capek-capek buat produk, promosikan dengan anggaran yang tidak sedikit, tetapi nggak ada yang beli. Lieur deh..
 .
Pelajaran semalam yang saya berikan adalah penekanan kepada aspek consumer behavior atau perilaku konsumen. Inilah kata kuncinya. Consumer behavior bicara tentang bagaimana konsumen menemukan masalah tentang produk atau jasa, mencari alternatif solusi, mengevaluasi alternatif solusi sampai membeli produk tersebut.
 .
Cukup? Belum, karena harus membahas perilaku setelah pembelian berupa puas atau tidak puas. Inilah yang perlu mendapatkan pemahaman yang lebih bagi para entrepeneur. Jangan kejebak membuat program dulu, tetapi, pahami dulu perilaku konsumen. Ingat, bagi saya, ada proses dalam diri konsumen, AIDA + PUAS + LOYAL (repeat buyer, buying others, recommedation & ingnoring competitor).
 .
Hal ini akan berpengaruh dahsyat buat perusahaan. ingat, setiap konsumen, akan memberikan kontribusi yang  luar biasa buat perusahaan. itu dulu ya.. lanjut ngajar dulu. Sukses buat kita hari ini

Setiap Entrepreneur Adalah Pemasar

Konsep ini menjadi semakin kuat dibenak saya. Konsep yang sangat mendasar untuk mencapai keberhasilan dari setiap entrepreneur. apakah benar seperti itu? Jangan-jangan hanya sebagai jargon saja.

 

 

Saya mendapatkan pengalaman dan pemahaman yang semakin mendalam akan hal ini. Pemahaman yang semakin tajam ketika ditambah dengan pengetahuan dan pengalaman dalam membina para entrepreneur dalam berbisnis. Pengalaman yang tidak bisa dilupakan.

 

Memang benar pernyataan tersebut. para entrepreneur adalah pemasar. Mereka harus menjadi seorang marketer hebat dalam memasarkan produk mereka. memasarkan adalah keterampilan mendasar yang harus dimilliki para entrepreneur. suka tidak suka, pasti seperti itu.

 

Apa makna pemasaran itu bagi setiap entrepreneur? marketing itu tidak sama dengan sales. Karena lebih luas dari konsep tersebut. konsep yang sangat generik dan mendasar. Jadi tidak akan sama dengan sales itu sendiri.

 

Pemasaran pada intinya adalah bagaimana seseorang mampu melihat pasar itu sendiri, lalu membuat produk yang bisa memenuhi need, want dan demand pasar. Lalu, menetapkan harga, mengantarkan produk kepada mereka dan juga mengkomunikasikan kepad konsumen.

 

Setelah itu, para pemasar harus bisa membuat konsumen tersebut puas dengan produk mereka. kepuasan itu adalah tujuan antara yang harus dicapai oleh para entrepreneur. tujuan utamanya adalah bagaimana konsumen tersebut loyal dengan produk mereka. 

 

Kepuasan itu merupakan rasa senang yang didapatkan oleh para entrpreneur ketika mereka mendapatkan kinerja yang lebih baik atau sama dengan yang dijanjikan oleh para entrepreneur tersebut. disini, terlihat bagaimana kinerja produk mempengaruhi setiap konsumen.

 

Selain itu, juga berhubungan dengan harapan dari setiap entrepreneur itu sendiri. harapan ini menjadi kunci juga dalam kesuksesan mendapatkan kepuasan. Oleh karena itu, jangan tinggi-tinggi membuat harapan berupa janji kepada para konsumen.

 

Ditakutkan mereka akan kecewa bila kita tidak bisa memenuhi harapan mereka nantinya. Kekecewaan ini akan berdampak masif buat bisnis kita. karena mereka akan  menyampaikan kepada orang lain tentang kekecewaan mereka. nah lho… susah kan?

 

Kepuasan itu adalah tujuan antara, seperti yang ditulis tadi. Tujuan utamanya adalah bagaimana konsumen itu menjadi loyal atas produk kita. ini adalah tugas utama dari setiap entrepreneur dalam berbisnis. Loyalitas.

 

Loyalitas ini merupakan kesetiaan konsumen terhadap produk kita. penting karena menjadi darah buat kita dalam berbisnis. Ini kata kuncinya. Loyalitas akan membantu kita dalam mencapai tujuan bisnis berupa profit dan juga menambah konsumen kita nantinya.

 

Loyalitas tersebut memiliki beberapa tingkatan yang harus dicapai oleh setiap entrepreneur. apa saja itu? Bagaimana membuat konsumen melakukan repeat purchase untuk produk kita yang sama. Repeat purchase atau disebut juga dengan repeat order adalah penting untuk membantu capaian penjualan atau
 

Tingkat kedua adalah bagiamana membuat konsumen membeli produk kita yang lain. Seringkali kita lupakan potensi ini. Sementara kita memiliki diversifikasi produk yang menarik buat konsumen sebenarnya. Terkadang, kita lupa untuk mengembangkan hal ini. Entah kenapa.

 

Tingkatan ketiga berhubungan dengan bagaimana konsumen memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk membeli produk kita tersebut. rekomendasi ini penting untuk menambah prospek pembeli. Aipalagi sampai membeli produk tersebut. akan semakin terasa manfaatnya.

 

Tingkatan terakhir adalah berhubungan dengan bagaimana mereka menolak setiap tawaran daripara pesaing atas produk kita tersebut. penolakan terhadap produk pesaing akan menjadi benteng terhadap produk kita agat tidak diambil oleh para pesaing. Dahsyat sekali kalau hal ini bisa kita fokuskan untuk menjaga bisnis kita.

 

Itulah tugas utama setiap entrepreneur sebagai pemasar. Lakukan hal itu dan insyaAllah bisnis kita akan terus besar bersama konsumen. Karena konsumenlah yang membuat bisnis kita besar.

Fokus Membangun Personal Brand

Diskusi dalam kelas tadi malam benar-benar semangat dan bagi saya memberikan value yang luar biasa bagi saya dan juga teman-teman. Apa yang dibahas? Sangat sederhana, bagaimana fokus membangun personal brand dalam konteks kita sebagai entrepreneur. Perdebatan dan pertanyaan menjadi terjadi secara sengit. Senang sekali.

Apa pelajaran yang saya dapatkan semalam adalah relevan dengan bagaimana membangun personal brand kita dan dihubungkan dengan konsep kreativitas dan inovasi itu sendiri. Bertepatan dengan pembalajaran semalam dikelas tersebut.

Pelajaran pertama adalah, entrepreneur harus menyadari bahwa menjadi seorang entrepreneur harus bisa membangun personal brand terlebih dahulu. Hal ini penting karena inilah faktor yang menunjukkan kredibilitas kita dalam bisnis. Kedua, personal brand itu melekat dengan mereka atau business brand kita itu sendiri. Hal ini terjadi diawal. ketika merek usaha kita belum kuat, tetapi, merek pribadi kita yang bisa menopang terlebih dahulu.

Ketiga, fokus pada pesan yang akan disampaikan kepada stakeholder kita. Hal ini bersifat stratejik karena berhubungan dengan persepsi stakeholder terhadap kita. Keempat, menyadari bahwa personal brand kita itu nantinya akan menentukan posisi kita di benak konsumen.

Kelima, fokus membangun persepsi kita dibenak konsumen. Jangan lebih dari satu. Kejelasan persepsi tersebut akan menentukan keberhasilan kita nantinya. Juga unggul dibanding pesaing. Keenam, memanfaatkan media web dan media sosial seperti fb dan twittter untuk membangun personal brand tersebut.

Ketujuh, menjaga karakter seorang entrepreneur yaitu integrity dan juga reliability dimata stakeholder mereka. Integrity dan reliability menjadi data dan informasi yang ditunjukkan oleh isi web kita. Hal ini dapat dilihat dari setiap informasi tentang kita dan relevan dengan bisnis kita untuk meningkatkan personal brand kita tersebut.

Sukses ya dan selamat menjalankan ibadah puasa dihari kedua…..

By : Meriza Hendri

Social Widgets powered by AB-WebLog.com.