CHANGE

Dunia sangat cepat berubah di satu dekade terakhir ini. Era teknologi informasi menjadi salah satu peletak dasar terjadinya turbulensi peradaban saat ini. Inilah yang sempat diwanti-wanti oleh begawan manajemen, Peter Drucker pada para entrepreneur dengan mengatakan “hati-hati dengan perencanaan!”

  Yup, sehebat-hebatnya perencanaan belum bisa mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal yang sangat tidak menentu. Oleh karena itulah, perencanaan harus dipecah ke dalam beberapa jangka waktu : pendek, menengah, dan panjang. Perubahan perencanaan pada saat tertentu, menjadi sebuah keniscayaan, jika tak ingin terperosok ke dalam jurang ketertinggalan dan kejatuhan.

 Lihatlah Fuji, Nokia, Sony, RIM yang terseok oleh semakin menggilanya perubahan dan persaingan dalam dunia teknologi digital. Lihat pula beberapa perusahaan besar di bidang tekstil, ritel, perbankan, asuransi, jasa angkutan umum yang juga kena imbas derasnya  perubahan. Padahal, dekade sebelumnya mereka sempat berjaya dan bertahta di puncak kesuksesan. Sama sekali tak ada bayangan perusahan-perusahaan besar itu bakal tumbang.

            Inilah kejamnya perubahan. Bagaikan ari bah besar pada masa nabi Nuh a.s. yang bisa melahap siapa saja, orang atau perusahaan yang terdiam stagnan. Di sini berlaku hukum : “diam berarti tergusur, diam berarti hancur!” Maksud saya adalah ketika seseorang tak mempu mempersiapkan masa depan dengan melakukan perubahan, perbaikan, dan peningkatan, maka tunggulah saat kehancurannya.

            Intinya adalah “buatlah kapal perubahan yang bisa membawa kita berada di atas perubahan itu, bukan tenggelam di dalamnya.” Jika seseorang mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian, mampu menyerap perubahan, mampu membuat rancangan inovatif dengan ide-ide kreatif, maka dia akan menjadi lokomotif yang justru membawa perubahan dalam hidup.

            Dalam bisnis, perubahan lingkungan eksternal ini menjadi tantangan besar bagi para entrepreneur. Sebentar lagi, era keterbukaan ekonomi di negara-negara ASEAN ditandai dengan ditabuhnya gong MEA pada 31 Desember 2015. Turbulensi bisa jadi akan semakin kencang, jika tidak diantisipasi dari sekarang. Perubahan strategi pun harus disiapkan. Berbagai alternatif pilihan dalam inovasi pun harus dilakukan.

            Belum lagi terjangan deras dari dunia teknologi informasi, khususnya dunia online beserta perangkat kerasnya. Kedashyatannya tak lagi diragukan. Munculnya tren hebat social media, ditambah saat ini tren mobile apps, akan membawa perubahan besar dalam gaya hidup, pola perilaku, dan budaya baru yang terjadi dalam lingkup massal di tengah masyarakata dunia.

            Ke depan bisa jadi, transaksi untuk bidang bisnis yang bisa dilakukan secara online, akan beralih ke genggaman tangan. Meski beberapa bidang bisnis lainnya masih bisa bertahan dan tidak bisa dikonversi ke transaksi online, tapi secara keseluruhan, orang akan lebih memilih menggunakan produk dan cara yang lebih mudah, cepat, dan murah. Semuanya itu ada dalam perubahan teknologi.

 

Salam sukses juara!

Agus Santoso, Founder GIMB | Mahasiswa Magister Manajemen STIE Pasundan Bandung | @agusbipoz | www.gimbers.com

 

 

NB :

– foto ILB dikirim terpisah ya..

————————

 

 

Agus Santoso

GIMB FOUNDATION | GIMB Entrepreneur School
Komplek Grand Surapati Core Blok F10 Lt. 2 Bandung
022-61333669 | 085795553475 | www.agusbipoz.com 

www.gimbfoundation.org | www.gimbentrepreneurschool.com | www.gimbilovebusiness.com | Follow @agusbipoz | Follow @GIMBFoundation

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Widgets powered by AB-WebLog.com.