Nurrisbayanti

Awal saya memulai usaha di bidang kuliner dan fashion yaitu sejak awal saya masuk kuliah pada tahun 2010. Sebelumnya tidak ada niat saya untuk berbisnis karena dari SMA saya tidak pernah terlepas dari orang tua saya, saat saya masuk kuliah bisnis orang tua sedang mengalami kerugian yang sangatlah besar, sampai-sampai uang bulanan saya selama 6 bulan kuliah di badung di tanggung oleh paman saya dan saya di beri RP 500.000 per bulan, hati sangatlah sakit saat mengalami hal seperti itu, tapi itulah hidup kadang di atas kadang di bawah.

Saat masuk kuliah saya di beri uang oleh paman, bibi, nene dan saudara saya lainnya saat di totalkan ada Rp 1.900.000 semua berkata ini uang buat teteh takutnya nanti di bandung gak makan atau kurang uang jadi pake uang itu saja. Singkatnya saya memberanikan diri untuk menjadikan uang pemberian itu sebagai modal untuk bisnis saya di cemilan ringan yang di beri nama “Ma Ucis”, mengapa namanya ma ucis?? Sudah nenek-nenek ya?? Ohh tidakk… banyak teman-teman yang memanggil saya ucis tidak sedikit juga yang memanggil saya ema, mamah, mamih. Ternyata setelah saya tanya mengapa mereka memanggil saye begitu karena saya selalu memberikan masukan seperti ibu kepada anaknya, maka dari situlah saya terinspirasi menamainya Ma Ucis. Produk makanan ringan ini awalnya saya jual ke teman di kelas, lintas jurusan,lintas fakultas,  lintas kampus setelah saya percaya diri dengan produk yang saya tawarkan walaupun saya hanya mengambil dari produsen lalu menambahkan bumbu lain yang berbeda dari pesaing lain akhirnya saya masukan ke toko oleh-oleh di Kota Garut, dari situ saya juga melakukan diferensiasi produk pada bulan maret 2012 dengan membuka toko “Saung Ma Ucis” menu andalan yang di tawarkan nasi bakar, cilok goreng dan ramen.

Awal tahun 2012 saya berfikir mengapa saya tidak mengembangkan bisnis orang tua saya dari sekarang, bisnis orang tua saya bergerak di bidang fashion alas kaki. Orang tua saya memproduksi sepatu sandal beberapa Merk yang cukup terkenal di Indonesia dengan rata-rata jumlah produksi 3000ps/bulan. Dari sumber daya yang ada saya berfikir kenapa saya tidak membuat Brand sendiri maka sekarang saya selain bergerak di bidang kuliner saya juga mendalami di dunia fashion. Untuk saat ini saya hanya menjual berdasarkan pesanan dari konsumen akan tetapi sudah memakai Brand Sendiri. Produk yang saya berikan pastilah yang sudah teruji kualitasnya dan akan selalu mengangkat nama indonesia dalam produk atau packagingnya.  Selain itu pada bulan oktober 2012 saya membuka juga toko Bahan sepatu sandal di kota garut yang saya berinama “Sanur” nama sanur di ambil dari nama saya dan adik saya yaitu Sara dan Nuris. Saya membuka bisnis ini karena di kota garut sangatlah banyak pengrajin sepatu, akan tetapi mereka sulit untuk mencari bahan baku yang murah dan banyak ragamnya, maka dengan banyaknya kenalan bapa saya yang sudah mendalami dunia alas kaki dari 30 tahun yang lalu maka saya di kenalkan kepada pabrik-pabrik yang menyediakan bahan baku untuk sandal sepatu, dengan mengangambil dari pabrik saya bisa mendapatkan harga yang lebih murah hingga harga yang saya berikan ke konsumen bisa sama dengan toko-toko yang ada di bandung. Maksud saya membuat toko bahan ini agar saya bisa mengontrol sepatu sandal yang diproduksi oleh pengrajin di garut, jadi saat mereka sudah meniru produk yang saya buat saya akan mengganti bahannya atau merubah modelnya agar tidak sama dengan pengrajin yang ada digarut.

Taget saya seharusnya akhir bulan ini akan membuka outlet untuk produk sepatu sandal kulit di garut akan tetapi karena ada hambatan dalam pembangunannya maka mau tidak mau saya harus menunda dan apabila pembangunannya pada awal tahun 2013 masih belum selesai maka saya akan mencari alternatif lain, jadi target saya di tahun 2013 itu membuka satu outlet di kota Garut dan tidak menutup kemungkinan  juga nanti membuka di kota lainnya, membuat web sendiri juga jadi bukan hanya offline store tapi ada online storenya.

Menurut saya GIMB itu memberi Saya banyak ilmu dalam dunia bisnis, membuat saya berani dalam mengambil keputusan dalam bisnis, yang selalu memberi semangat saat saya sedang jenuh kuliah saat jenuh bisnis, yang membantu pemasaran produk saya agar bisa di kenal banyak orang pokonya saya tidak tahu harus berkata apa, yang pasti GIMB is family for me.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Widgets powered by AB-WebLog.com.