Morale
Pulang ke kampung halaman, bertemu dengan orang tua, meskipun tidak lama, bisa menjadi “amunisi” dan “bahan bakar” buat saya yang punya tugas di Bandung. rasanya, kegiatan yang harus dilakukan di Bandung, menjadi ringan.
.
Hmmm…kok saya jadi curhat gini ya, tapi nggak apa-apa ya, tapi saya hubunngkan dengan bisnis juga kok, semoga bisa bermanfaat buat teman-teman. Konteksnya saya hubungnkan dnegan bisnis.
.
Selama ini, saya sangat percaya dengan KSA, knowledge, skill dan attitude. Pengembangan diri entrepeneur dan juga karyawan mereka, lebih pada KSA tersebut. akan tetapi, ada satu lagi pembuktian atas suatu teori yang menyatakan perlu morale bagi entrepeneur dan juga karyawan.
.
Secara konseptual, morale itu adalah the confidence, enthusiasm, and discipline of a person or group at a particular time. Ada beberapa konsep yang ada didalamnya. Pertama, confidence, berupa keyakinan akan apa yang hendak kita capai itu berhasil.
.
Ini penting karena keyakinan ini menjadi intangible asset bagi pencapaian tujuan. Bagaimana entrepeneur? Yakin nggak dengan bisnis yang dijalankan ini berhasil? Demikian juga dengan anggota tim, apakah mereka yakin dengan apa yang sudah kita rencanakan? Ini penting untuk dijawab.
.
Seringkali keyakinan ini tidak dimiliki oleh para entrepeneur sehingga dalam menghadapi masalah dalam bisnis, mereka tidak bisa melewati fase ini. fatal sekali kondisi seperti ini.
.
Pulang saya ke Bukittinggi, bertemu dengan orang tua membuat morale saya meningkat dan semakin yakin bahwa apa yang saya lakukan di Bandung, bisa tercapai, salah satunya disertasi. Itu dulu ya, nanti besok dishare lagi tentang morale……