pengusaha binaan

now browsing by tag

 
 

Ferry Tandean, Eksportir Mebel Cocomosaic ke 20 Negara

Berita artikel pilihan hari ini kita dapat dari majalah swa online Indonesia, kerendahan hati dan nilai social yang di junjung tinggi benar-benar membawa hikmah, simak banyak tips bisnis dalam artikel ini. check this out guys !

Ferry Tandean MSCS., Owner dan Presiden Direktur Cocomosaic Indonesia

Banyak pengusaha daerah yang berkiprah di pentas bisnis global. Adalah Ferry Tandean, pengusaha mebel PT Java,  asal Cirebon yang sukses berbisnis mebel sejak 16 tahun silam. Bahkan, belakangan produknya sudah diekspor ke 20 negara dan aktif menjaring pembeli (buyer) luar negeri lewat pelbagai pameran.

Untuk memenuhi pasar ekspor, lulusan University of Minnesota tahun 1990 ini mendirikan Cocomosaic Indonesia  pada 2010.  Perusahaan ini mengolah limbah batok kelapa menjadi material dekoratif nan eksotis untuk keperluan arsitektur dan desain interior. Kegunaan mosaic tile ini adalah untuk dinding dan langit-langit ruangan sehingga dapat memberikan keindahan untuk dekorasi rumah agar terlihat natural dan elegan. Dengan proses produksi 90% menggunakan tangan, produk Cocomosaic menjadi lebih berseni.

Tiap tahun,  pria berumur 45 tahun ini berhasil meraup pendapatan dari ekspor produk mebel mencapai US$ 5 juta – 7,5 juta. Salah satu keunggulan bisnis Java adalah memberi nilai lebih pada produk mebel dengan kualitas dan inovasi desain.

Cocomosaic Indonesia berhasil meraih juara ketiga (Bronze winner) penghargaan “Gaia Awards” dalam pameran tahunan industri bahan bangunan dan konstruksi “The Big 5” di Dubai tahun 2011. Selain itu, Cocomosaic dua kali diganjar penghargaan Indonesia Good Design Award di tahun 2010 dan 2011 yang diberikan langsung oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Saat ini Cocomosaic Indonesia memiliki distributor resmi yang tersebar di 14 negara.

Untuk memenuhi pasar ekspor, lulusan University of Minnesota tahun 1990 ini mendirikan Cocomosaic Indonesia  pada 2010.  Perusahaan ini mengolah limbah batok kelapa menjadi material dekoratif nan eksotis untuk keperluan arsitektur dan desain interior. Kegunaan mosaic tile ini adalah untuk dinding dan langit-langit ruangan sehingga dapat memberikan keindahan untuk dekorasi rumah agar terlihat natural dan elegan. Dengan proses produksi 90% menggunakan tangan, produk Cocomosaic menjadi lebih berseni.

Di sela kesibukannya, Farry menyempatkan diri untuk bertukar pikiran dengan majalah SWA mengenai dunia ekspor. Berikut wawancara dengan reporter Rangga Wiraspati:

Sejak kapan produk Cocomosaic Tiles diekspor?

Dimulai dua tahun lalu, yaitu tahun 2010. Saya memulai usaha ekspor rotan di tahun 1995. Sedangkan untuk Cocomosaic sendiri mulai dijajaki sejak tahun 2009.

Dari mana Anda mendapatkan ide hingga akhirnya dapat menjalani ekspor Cocomosaic?

Kami sering pergi ke pameran di luar negeri. Pada sebuah pameran di Paris tahun 2008 ada sebuah perusahaan Perancis yang menampilkan barang dari batok kelapa kemudian kami mendapat ilham dari barang tersebut. Kami berpikir apakah batok kelapa juga bisa diaplikasikan pada produk kami dan diharapkan produk tersebut dapat bersaing di pasar lokal. Saat itu kami punya angan-angan untuk menembus pasar Cina. Jadi kami ingin membuat suatu produk yang bisa diekspor ke Cina.

Seperti apa produk Cocomosaic tiles?

Tile ini bentuknya saja seperti keramik tetapi ia terbuat dari batok kelapa. Karena dari batok kelapa, maka produknya lentur. Ia terbuat dari potongan-potongan batok kelapa yang berukuran 3×3 cm yang disusun menjadi mosaik dan di-packing menyerupai keramik.

Dari mana bahan baku untuk produk ini diperoleh?

Kami mencari bahan baku ini ke daerah-daerah penghasil kelapa. Untuk produksi Cocomosaic ini, kami mempunyai tiga pilar. Yang pertama adalah desain yang eksotik untuk pasar dunia. Kedua, kami bekerja dalam koridor ramah lingkungan, bukan hanya secara material tetapi juga prosesnya.  Ketiga, kami ingin pekerjaan ini memiliki dampak sosio-ekonomi yang besar. Untuk memproduksinya, kami  melibatkan belasan kelompok pengrajin keping batok, yang tersebar mulai dari Lampung, Tasikmalaya, Pangandaran, Cilacap  hingga Wonosobo di Jawa Tengah.

Untuk bisa memproduksi keping batok yang sesuai dengan spesifikasi, Cocomosaic mendistribusikan sekitar 200 mesin pemotong ke seluruh pengrajin yang kami bina. Penyebaran mesin-mesin ini tidak hanya ditujukan untuk mendapatkan suplai material yang berkualitas dan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki , tetapi juga mengurangi biaya transportasi dan pergudangan yang membengkak bila didatangkan ke pabrik di cirebon dalam bentuk batok kelapa.

Bagaimana produk mosaik dibentuk?

Pertama batok kelapa dipotong sesuai ukuran yang kita inginkan, kemudian dibawa ke pabrik kita di Cirebon. Di pabrik, batok yang sudah dipotong di-assembling kemudian disusun menjadi bentuk tile mosaik. Susunan mosaik bermacam-macam sesuai desain yang kami pilih. Sesuai dengan misi sosial kita, untuk pekerjaan assembling ini  bekerja sama dengan 8 yayasan penyandang cacat. Pekerjaan assembling ini hanya membutuhkan keterampilan tangan sehingga bisa dikerjakan oleh penyandang cacat yang fungsi tangannya masih normal. Setelah assembling, ada proses pengamplasan, pembersihan, dan finishing. Pada proses finishing juga menggunakan cat yang ramah lingkungan.

Kenapa memilih tema ramah lingkungan?

Karena tema tersebut sudah menjadi agenda di mana-mana. Bahkan di luar negeri ada rating untuk bangunan yang paling ramah lingkungan.  Produk kami pun mendapat rating dari Indonesia Green Buliding Council yang baru berdiri di tahun 2011.

Sampai saat ini ada berapa tipe tile? Harganya?

Sekarang kurang lebih kami memiliki 30 jenis tile. Kami menjual produk tile dengan patokan harga ritel, per meter persegi Rp 250 ribu. Untuk pasar internasional harganya beragam, berkisar antara US$ 27  –  40, tergantung tingkat kesulitannya.

Negara-negara mana saja yang prospeknya menjanjikan untuk ekspor produk mosaic tile ini?

Sampai saat ini produk kami telah menjangkau 20 negara. Yang terbesar antara lain AS, Korea Selatan, Perancis, Polandia, Afrika Selatan, Malaysia, serta Singapura.

Siapa saja pemain di global untuk produk mosaic tile?

Menurut saya sampai saat ini belum begitu banyak. Untuk produk ini kami pernah mendapatkan penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dua kali di tahun 2010 dan 2011. Selain itu kami mendapat rekor MURI sebagai pionir penghasil keramik lantai berbahan dasar batok kelapa di tahun 2011.

Apa strategi yang Cocomosaic lakukan untuk menggarap pasar luar negeri?

Kami ingin di setiap negara tujuan ekspor kami terdapat distributor. Kami memiliki authorized distributor untuk negara-negara tujuan ekspor. Jika di suatu negara penjualannya bagus, maka kami akan memberikan hak eksklusif atas produk kami, misalnya di Polandia dan Korea Selatan. Kami memberikan hak eksklusif terhadap distributor dengan melihat performa mereka.

Bagaimana Anda membangun networking dengan mitra di luar negeri?

Biasanya melalui ajang pameran di luar negeri. Kami juga menggunakan internet untuk mencari importir-importir terpercaya.  Kami juga mengikuti informasi melalui jaringan arsitek dunia. Di internet ada website yang memang memasarkan dan mempromosikan produk-produk desainer di dunia dan kami pun menggarap media itu, meskipun berbayar.

Bagaimana aktivitas promosi untuk pemasaran produk Anda di luar negeri?

Biasanya kami meminta distributor untuk melakukan promosi, kemudian biasanya mereka yang menggarap media di negaranya masing-masing. Memang kami ingin distributor kami yang aktif melakukan kegiatan promosi. Bahkan ada website cocomosaic.africa misalnya. Seperti di Malaysia pun ada kantor representatif kami.

Apa menariknya melakukan ekspor untuk produk unik seperti Cocomosaic?

Selain produk dengan label ramah lingkungan menjanjikan secara bisnis, ada kepuasan tersendiri bagi saya ketika usaha saya memiliki kontribusi sosial bagi masyarakat. Saat ini dunia menginginkan bisnis yang sejalan dengan nilai edukasi dan perubahan sosial di masyarakat. Maka kunci keberhasilan bagi pengusaha tidak hanya masalah profit tetapi juga kontribusi sosial.

Apa tantangan bagi bisnis Cocomosaic?   

Di dalam negeri misalnya peniru yang tidak mengindahkan hak desain kami. Mereka merusak harga pasaran produk kami. Terkadang untuk mematenkan hak desain membutuhkan waktu lama, kemudian ada pihak yang memanfaatkan situasi tersebut, sehingga distributor kami pun kecolongan dengan adanya barang tiruan tersebut. Jika harga pasaran rusak maka visi dan misi sosial kita pun terancam. Kami sebenarnya ingin pihak-pihak tersebut bekerja sama dengan kami, karena mereka bisa menjadi marketing arm kami

 Berapa volume penjualan ekspor per bulan?

Untuk itu, kami tidak dapat menyebutkannya karena persaingan bisnis. Namun untuk produksi satu bulan kami mengeluarkan dana Rp 500 juta. Kapasitas produksi kami untuk satu bulan adalah 5000 meter persegi.

Berapa nilai ekspor dalam satu tahun?

Secara perusahaan totalnya kira-kira dalam setahun berkisar  Rp 60 miliar. Untuk produk Cocomosaic sendiri saya belum dapat membicarakannya karena ada kemungkinan pihak lain akan memanfaatkannya. Mungkin yang bisa Anda tulis adalah kami mampu memberikan kontribusi sebesar Rp 500 juta untuk industri batok kelapa lokal dalam sebulan.

Pasar-pasar baru yang dibidik?

Karena Eropa lagi menurun, jadi lagi gencar di Asia seperti India dan China. (EVA)

sumber : swa.co.id

Social Widgets powered by AB-WebLog.com.